Kemarin, hari Rabu tanggal 16 Maret 2016 sebenarnya kelas kami mengikuti dua matakuliah. Pukul 08.00
matakuliah Perencanaan dan Pengembangan Kampus bersama Dr. Nares,
dilanjutkan pukul 10.00 matakuliah Ekonomika Pendidikan Tinggi bersama
Pak Ratno, sapaan kami untuk Dr. Soeratno, pensiunan dosen FEB UGM.
Namun, beberapa menit setelah Dr. Nares keluar kelas, berita duka sampai
ke telinga kami. Pak Ratno baru saja meninggal dunia.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kullu nafsin dzaiqatul maut.
Segala sesuatu adalah milik-Nya, dan akan kembali kepada-Nya.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
Pak Ratno, sosok yang menyampaikan ilmunya secara menyeluruh dengan mendiktekan seluruh materi kuliah kepada mahasiswa dan senantiasa sabar menunggu mahasiswa menyalin kata-kata yang beliau ucapkan. Semua yang beliau sampaikan merupakan hal penting untuk dicatat, jadi mahasiswa akan rugi jika ada satu kata yang terlewat.
Beliau sosok yang senang bercanda, di dalam maupun di luar kelas. Candaan beliau bukan candaan biasa, banyak pengalaman hidup yang beliau bagikan pada kami lewat candaan itu. Candaan yang penuh hikmah dan pesan moral. Pesan agar kehidupan ini harus dijalani dengan berpegang teguh pada agama, tidak luput juga pesan mengenai kehidupan berumah tangga.
Selamat jalan Pak Ratno. Semoga segala amal ibadahmu diterima oleh-Nya, dosa-dosamu diampuni oleh-Nya. Semoga segala ilmu yang engkau bagikan selama puluhan tahun menjadi amal jariah yang akan terus mengalir untukmu selama masa penantian di alam barzah.
Hari ini engkau harus memenuhi panggilan-Nya. Sedangkan kami masih di sini, dalam antrian menunggu panggilan-Nya. Entah kapan. Bisa tahun depan, bulan depan, minggu depan, esok, atau bahkan hari ini. Wallahu'alam.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kullu nafsin dzaiqatul maut.
Segala sesuatu adalah milik-Nya, dan akan kembali kepada-Nya.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
Pak Ratno, sosok yang menyampaikan ilmunya secara menyeluruh dengan mendiktekan seluruh materi kuliah kepada mahasiswa dan senantiasa sabar menunggu mahasiswa menyalin kata-kata yang beliau ucapkan. Semua yang beliau sampaikan merupakan hal penting untuk dicatat, jadi mahasiswa akan rugi jika ada satu kata yang terlewat.
Beliau sosok yang senang bercanda, di dalam maupun di luar kelas. Candaan beliau bukan candaan biasa, banyak pengalaman hidup yang beliau bagikan pada kami lewat candaan itu. Candaan yang penuh hikmah dan pesan moral. Pesan agar kehidupan ini harus dijalani dengan berpegang teguh pada agama, tidak luput juga pesan mengenai kehidupan berumah tangga.
Selamat jalan Pak Ratno. Semoga segala amal ibadahmu diterima oleh-Nya, dosa-dosamu diampuni oleh-Nya. Semoga segala ilmu yang engkau bagikan selama puluhan tahun menjadi amal jariah yang akan terus mengalir untukmu selama masa penantian di alam barzah.
Hari ini engkau harus memenuhi panggilan-Nya. Sedangkan kami masih di sini, dalam antrian menunggu panggilan-Nya. Entah kapan. Bisa tahun depan, bulan depan, minggu depan, esok, atau bahkan hari ini. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar