Minggu, 20 Maret 2016

 
Seorang mahasiswa pendidikan matematika tingkat 2 tentu merasa tersinggung jika saat ujian metode numerik diberikan soal aritmatika untuk siswa kelas 2 SD. Apabila soal ujian yang diberikan cukup rumit, maka biasanya seluruh kemampuan akan ia kerahkan untuk mencari konsep apa yang paling tepat dipakai menyelesaikan soal tersebut.
Demikian pula dengan masalah dalam kehidupan kita. Seringkali kita merasa masalah itu terlalu besar. Kita tidak sadar bahwa tingkat kerumitan masalah menunjukkan level kemampuan seseorang. Bersabarlah, tenangkan hati, temukan akar masalahnya, dan cari "konsep" yang paling tepat untuk dipakai menyelesaikan masalah tersebut.

MENGAPA HARUS HIMPUNAN? BIARKAN HIMPUNAN MENJAWAB

Dalam matematika dikenal adanya konsep himpunan. Konsep himpunan menjadi dasar dari semua cabang matematika modern. Banyak pernyataan-pernyataan verbal yang kaku dalam matematika dapat diekspresikan secara jelas, singkat, dan simbolik menggunakan istilah-istilah dan operasi-operasi himpunan. Konsep himpunan bukan hanya sebagai dasar untuk matematika, namun juga untuk ilmu lainnya, misalnya ilmu komputer.
Kenapa harus HIMPUNAN? Karena himpunan memberikan manfaat, bukan hanya bagi lingkungan di sekitarnya, tapi lebih luas dari itu.
Himpunan diartikan sebagai kumpulan benda atau objek yang berbeda yang dapat didefinisikan dengan jelas. Contoh kumpulan yang merupakan himpunan yaitu kumpulan warna lampu lalulintas (merah, kuning, dan hijau). Sedangkan kumpulan yang bukan merupakan himpunan contohnya kumpulan siswa cantik dalam sebuah kelas. Cantik itu relatif, sehingga kita tidak dapat mendefinisikan dengan jelas anggota-anggota dari kumpulan tersebut.
Kenapa harus HIMPUNAN, bukan KUMPULAN atau PERKUMPULAN? Karena anggota-anggotanya jelas terdefinisi.
Dalam teori himpunan juga dikenal adanya Himpunan Bagian atau subset. Suatu himpunan A adalah subset dari himpunan B apabila setiap anggota himpunan A juga menjadi anggota himpunan B. Misalnya Himpunan huruf vokal merupakan subset dari Himpunan abjad Latin. Huruf vokal boleh memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan huruf konsonan, namun satu hal yang pasti bahwa huruf vokal dan huruf konsonan sama-sama merupakan abjad latin.
Kenapa harus HIMPUNAN, bukan IKATAN (menurut kbbi.web.id:  yang diikat, perserikatan, perkumpulan)? Karena dalam himpunan, ada kebebasan untuk berbeda pemikiran, berbeda ide, berbeda mazhab dan perbedaan-perbedaan lainnya. Tidak harus terikat dengan suatu hal atau ciri yang sama. Ada begitu banyak subset karena begitu banyak perbedaan, namun satu hal yang pasti bahwa masih sama-sama terhimpun dalam sebuah wadah yang sama dengan tujuan yang sama.
Itulah kira-kira beberapa jawaban yang mampu diberikan oleh himpunan untuk pertanyaan, “mengapa harus himpunan?”.

Kamis, 17 Maret 2016

BELAJAR BANYAK HAL DARI SEBUAH SEL



Tubuh manusia tersusun dari berbagai sistem organ, seperti sistem pernapasan, pencernaan, dan ekskresi. Sistem organ terdiri atas beberapa organ yang bekerjasama untuk melakukan hal tertentu, misalnya sistem pencernaan yang terbentuk atas hasil kerjasama organ mulut, kerongkongan, lambung dan kawan-kawannya untuk mencerna makanan yang merupakan kebutuhan manusia. Setiap organ tubuh manusia tersusun dari beberapa jaringan. Misalnya organ ginjal yang dibentuk oleh jaringan epitel pipih selapis, jaringan epitel kubus selapis, dan sebagainya. Setiap jaringan disusun oleh unit terkecil kehidupan yang dinamakan SEL.

Dalam setiap kilogram berat badan manusia terdapat sekitar satu triliun sel. Di dalam setiap sel terdapat sebuah nukleus (inti sel) yang dilapisi membran. Di dalam nukleus inilah terdapat GEN. Gen atau dalam dunia sains lebih dikenal dengan DNA (Deoxyribonuclic Acid) mengandung semua informasi yang diperlukan untuk membentuk sebuah kehidupan.

Jika ditilik kembali, asal-mula kita adalah dari sebuah sel telur yang dibuahi oleh sebuah sel sperma. Sel yang dibuahi itu kemudian akan membelah menjadi dua buah sel. Dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya, hingga ketika saat seorang bayi dilahirkan, tubuhnya terdiri dari sekitar tiga triliun sel.

Sebuah hal yang begitu istimewa adalah kenyataan bahwa meskipun setiap sel yang ada dalam tubuh manusia berdiferensiasi menjadi jaringan yang berbeda dan pada akhirnya setiap jaringan yang berbeda berkumpul menjadi organ tubuh manusia yang berbeda pula, namun gen yang ada dalam nukleus setiap sel ternyata menyimpan informasi yang sama. Kenyataan ini berarti sel manapun yang diambil dari bagian manapun dari tubuh manusia memiliki potensi yang sama untuk menghasilkan kehidupan baru (misalnya pada kloning).

Dari sini muncul pertanyaan besar. Jika memang setiap sel memiliki informasi yang sama, lalu mengapa sel-sel yang terdapat pada rambut hanya menjadi rambut saja dan tidak berubah menjadi sel-sel jantung atau sebaliknya? Padahal ada kemungkinan hal ini bisa terjadi karena memang setiap sel telah dilengkapi oleh satu set data yang lengkap.

Namun, faktanya bahwa hal ini tidak pernah terjadi. Entah bagaimana mekanismenya, saat sel-sel seorang janin berdiferensiasi di dalam rahim, sel-sel tersebut seolah-olah telah “terprogram” untuk hanya menjalankan fungsi tertentu. Potensi-potensi lain yang ada dalam diri sel-sel itu “dinonaktifkan”. Sel-sel melakukan sebuah “perjanjian pembagian kerja”, dan senantiasa mematuhi perjanjian itu tanpa pernah mengingkarinya.

Pembagian kerja ini tidak mengakibatkan sel-sel dalam organ tertentu menjadi lebih penting daripada sel-sel dalam organ yang lain. Sebagai contoh, sel-sel pada sistem saraf tidak lebih penting kedudukannya dari sel-sel yang terdapat pada sistem ekskresi. Sistem saraf memang penting. Sedikit gangguan saja pada sel saraf, bisa mengakibatkan hal yang fatal pada diri seseorang. Namun, bukan berarti sel-sel saraf lebih penting dari (maaf) anus. Karena gangguan pada anus juga mengakibatkan hal yang tidak kalah fatalnya.

Selayaknya tubuh manusia, pun demikian halnya dengan sebuah organisasi. Setiap individu yang menjadi anggota organisasi diibaratkan sebagai sel dalam tubuh manusia. Dalam proses pembagian tugas dan tanggungjawab, setiap anggota diwajibkan untuk selalu bekerjasama, taat dan patuh pada apa yang telah disepakati. Kemudian, jabatan struktural pun tidak menunjukkan tinggi redahnya posisi individu dalam organisasi. Yang lebih penting adalah bermanfaat atau tidaknya keberadaan individu tersebut. Menjadi ketua lantas mengabaikan tugasnya, tidak ada nilai lebihnya. Lebih baik menjadi anggota, tetapi apapun dia lakukan untuk kemajuan organisasinya.

Dalam menjalankan tanggung jawab yang diemban, belajar dari sel yang begitu setia dengan pekerjaannya merupakan hal yang patut ditiru oleh seluruh komponen organisasi. Sel-sel ginjal yang bekerja di belakang layar, tak pernah iri dengan sel-sel kulit yang nampak indah dari luar. Walaupun sel-sel ginjal memiliki potensi untuk menjadi sel-sel kulit, namun ia senantiasa bersyukur dan ikhlas dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya, meskipun pekerjaannya yang begitu penting itu seringkali lupa diberikan apresiasi. Sungguh indah jika semua anggota organisasi meniru rasa syukur, keikhlasan dan kesetiaan sel. Tak pernah iri dengan siapapun karena alasan apapun, amanah dalam memegang taggung jawab, dan setia pada organisasi. Pekerjaan di belakang layar pun dilakoni tanpa mengharapkan pujian, asalkan pekerjaannya memberi manfaat bagi organisasi.

Setiap individu yang menjadi anggota masyarakat juga dapat diibaratkan sebagai sel dalam tubuh manusia. Dalam proses kehidupan, setiap individu memiliki posisi unik. Terjadi perbedaan “tupoksi” antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam masyarakat. Ada yang menjadi tukang sapu jalanan, petani, nelayan, pemulung, guru, polisi, hakim,  dan lain sebagainya. Bayangkan jika seluruh petani menjadi pejabat pemerintahan, tidak ada lagi petani, dari mana kita bisa memperoleh beras? Bayangkan jika seluruh tukang bersih-bersih sampah menjadi polisi, tidak ada lagi yang mau membersihkan sampah, bagaimana kotornya lingkungan kita? Bayangkan jika seluruh tukang tambal ban menjadi guru, tidak ada lagi tukang tambal ban, siapa yang akan menolong kita yang pecah ban motornya di malam hari dalam perjalanan pulang ke rumah?

Karena itu, sungguh naif jika seorang pejabat pemerintahan menganggap remeh seorang petani, seorang polisi merendahkan seorang pemulung, dan seorang guru memandang sebelah mata pada tukan tambal ban. Dalam hidup, kita membutuhkan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana setiap sel dalam tubuh saling membutuhkan sel lain.

Betapa indah hidup ini jika kita semua meniru rasa syukur, keikhlasan dan keistiqomahan sel. Tak pernah iri dengan siapapun karena alasan apapun, amanah dalam memegang taggung jawab, dan setia pada tugasnya. Juga tak lupa untuk selalu memiliki pandangan bahwa setiap manusia diciptakan sama, tak ada bedanya.

Semoga Bermanfaat.